twitter


Sebuah pesawat Cassa jenis 212 diduga jatuh di sekitar hutan Bahorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara (Sumut), setelah beberapa menit lepas landas radar kehilangan kontak dengan pesawat yang membawa penumpang 18 orang itu. Badan Search an Rescue Nasional (Basarnas) dan Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Sumut) telah menurunkan personel mencari lokasi jatuhnya pesawat di daerah pegunungan yang berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara, NAD.

Informasi yang diperoleh mengungkapkan, pesawat kecil yang dipiloti Famal Ishak itu diketahui berangkat (take off) dari Bandara Polonia Medan pukul 07.28 WIB. Dengan membawa penumpang 14 orang dan 4 awak pesawat, semestinya sudah harus mendarat di Alas Leusur, Kutacane, Aceh Tenggara, semestinya sudah mendarat pukul 08.05 WIB.

Tapi justru radar kehilangan kontak ketika pesawa berada di atas hutan Bahorok, yang berbatasan dengan Aceh Tenggara. Kepala bidang Humas Polda Sumut Kombes Pol Heru Prakoso, membenarkan tim kepolisian telah diturunkan ke hutan Bahorok untuk memastikan kebenarannya.

Tapi sampai kemarin petang, tim belum dapat mengetahui kepastian lokasi dan kebenaran lokasi jatuh atau tidaknya pesawat tersebut. “Belum tahu, termasuk di hutan Langkat atau sudah masuk kawasan Aceh. Masih dicek,” katanya, kemarin (29/9).

Heru berujar, meskipun belum mengetahui kepastian mengenai kebenaran peristiwa jatuhnya pesawat tersebut, tetapi pihaknya telah melakukan beberapa persiapan untuk memberikan pertolongan. “Mungkin, akan kita turunkan personel Satuan Brimob Polda Sumut dan beberapa petugas Polsek yang kemungkinan dilintasi pesawat tersebut,” katanya.

Pihak Basarnas dilaporkan juga sudah menerjunkan timnya ke lokasi serupa. “Ada tim yang berjumlah 12 orang sudah kami terjunkan ke lapangan” kata Suhri Noster, Kepala Seksi Operasi Kantor (SAR ) I Medan.

Sejauh ini pihaknya juga belum memastikan, tentang keberadaan pesawat termasuk kepastian mengalami kecelakaan dan penyebabnya. “Yang sudah pasti, pesawat sudah kehilangan kontak,” tuturnya.

Hal yang sama juga dinyatakan Humas Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, Firdaus. Menurut dia, pihaknya belum dapat memberikan keterangan mengenai keberadaan pesawat milik perusahaan penerbangan swasta tersebut.

“Kami juga belum mengetahui posisinya,” katanya. Sejauh yang diketahuinya, pesawat yang dimiliki PT Nusantar Buana Air (BNA) itu laik terbang dan biasa sudah menjalani rute Medan – Kutacane sekali dalam sehari.

Ketidakpastian tentang keberadaan pesawat Cassa 212 ini membuat pihak keluarga resah dan sebagian menumpahkan kerisauannya ke kantor penerbangan PT BNA di Bandara Polonia Medan. Salah seorang penumpang, Syamsidar Yusni, mengatakan dirinya bingung karena sampai sore belum mendapat informasi yang jelas tentang keluarganya yang ada di dalam pesawat. “Saya harus mencari informasi kemana?,” katanya setelah petugas di kantor PT BNA belum bisa memberi kepastian.

Adapun penumpang yang tercatat dalam manifest adalah Aisah (child), Astuti (Mrs), Suriadi (Mr), Tia Afriliani (child), dr Suhelman (Mr), dr Juli Dhaliana (Mrs), Siwa Sanbugan (Mr), Jefridin (Mr), Tirnau Kasau (Mr), Andi Raylan M Bangko (Mr), Ahmad Arif (baby), Samsidar Yusni (Mrs),Hamimatul Janah (Child),Hanif Abdilah (bayi), Famal Ishak (pilot), BUdiono (co pilot), Nico Matulessy (teknisi) dan B Soetopo (FOO).

Salah satu penumpang, dr Suhelman, adalah anggota DPRK (Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten) Aceh Tenggara, yang bersama istri dan anaknya hendak Kutacane. Salah satu kerabatnya, Wanda (25). Mendengar kabar pesawat yang ditumpangi pamannya itu tidak sampai di Kutacane setelah ditelepon keluarganya.

0 komentar:

Posting Komentar